Pages

Tuesday 18 October 2011

Make Up Polos untuk Wajah Segar Alami

Pernah memperhatikan make-up pada model di sampul majalah? Anda tahu si model aslinya tidak secantik itu, tapi riasan yang terlihat polos dan natural itu tetap membuat wajahnya berubah lebih cantik. Manglingi, kata orang Jawa. Untuk membuat wajah terlihat lebih segar dan berkilau dengan make-up polos atau nude, modalnya bukan cuma lipstik dengan warna bibir. Ada lima alas make-up yang bisa Anda gunakan.

1. Moisturizer
Memakai pelembab akan membuat kulit yang sehat dan terlihat segar. Gunakan pelembab yang diformulasikan untuk tipe kulit Anda (kering, berminyak, normal, atau kombinasi) pada pagi dan malam hari. Membersihkan riasan wajah sebelum tidur wajib dilakukan, agar make-up dan kotoran tidak tertinggal dan akhirnya menyumbat pori-pori. Aplikasikan pelembab setelah Anda mencuci wajah dan leher dengan sabun muka, lalu lakukan pijatan dengan ujung jari untuk memastikan  krim pelembab terserap sempurna oleh kulit.

2. Concealer
Concealer bisa Anda gunakan untuk menyamarkan bintik-bintik kemerahan atau jerawat muda. Concealer dengan warna beige akan memberikan cahaya pada area yang sedikit gelap, seperti lingkar hitam di bawah mata. Pulas sedikit saja bahan penyamar ini pada area yang kemerahan, gelap, dan warna kulit yang kurang sempurna. Ratakan sampai warnanya menyatu dengan warna kulit. Concealer berwarna pink atau beige cocok untuk Anda yang berkulit pucat. Sapukan pada kening, hidung, pipi, dan dagu, agar warnanya lebih hidup. Untuk yang berkulit gelap, pilih concealer warna aprikot untuk dioleskan pada tulang pipi untuk membuatnya lebih berkilau.

3. Foundation
Pilih foundation yang ringan dan berkilau, dengan tekstur yang berdaya serap tinggi. Alas bedak yang baik tidak akan menimbulkan kesan seperti dempul dan membuat muka terlihat putih, melainkan yang menyerap rata ke seluruh kulit. Hasilnya adalah kesan polos yang alami. Aplikasikan sedikit saja alas bedak ini pada hidung, kening, dan dagu, lalu sapukan ke arah luar menggunakan ujung jari sampai tercampur sempurna pada kulit.

4. Blush on
Ingin membuat wajah terlihat segar berseri-seri? Blush on bisa merefleksikan cahaya pada kulit. Sapukan secara melingkar pada tulang pipi, atau aplikasikan sepanjang pelipis untuk menciptakan kesan yang lebih glamor. Dengan blusher, Anda bisa menonjolkan make-up namun tetap terlihat natural. Untuk itu, jangan takut bermain-main dengan warnanya. Sentuhan warna pink, koral, atau aprikot pada tulang pipi bisa meningkatkan rona yang lebih segar.

5. Maskara
Gunakan maskara yang dapat memberi kesan bulu mata lebih lentik dan panjang. Mata akan terlihat lebih bulat dan hidup, saat diaplikasikan pada riasan kulit yang polos. Agar bulu mata terlihat lebih panjang, pulas maskara secara membujur dari kanan ke kiri (bukan dari bawah ke atas). Gunakan sikat untuk memisahkan dan melentikkan bulu mata secara maksimal. Bila Anda ingin memakai bulu mata palsu, pilih yang sedikit lebih panjang daripada bulu mata Anda, lalu aplikasikan maskara dari sudut luar mata Anda.

Pentingnya Make Up untuk Perempuan Berkarir

Penampilan luar, bagaimana pun, tetap menjadi fokus perhatian bahkan sorotan. Siapa pun suka melihat keindahan bukan? Keindahan fisik juga didukung oleh make-up yang mempercantik bahkan mengoreksi wajah Anda. Karenanya, make-up menjadi penting bagi Anda yang sedang meretas dan merintis karier.

Make-up untuk pekerja pemula, mau pun perempuan berkarier di berbagai tingkatan level tak harus berlebihan. Cukup dengan mengaplikasikan tata rias wajah dasar, dengan penggunaan sejumlah perlengkapan kosmetik sederhana.
 
Prinsipnya, make-up untuk perempuan berkarier adalah untuk menciptakan penampilan natural, berbeda serta lebih segar.  
make-up dan karier memiliki keterkaitan yang erat, bahkan saling bergantung. Tak berlebihan jika dikatakan, make-up turut menunjang kesuksesan dalam karier, baik bagi pemula mau pun perempuan bekerja yang sedang merintis karier-nya.

Make-up sederhana dan natural bisa membuat penampilan berbeda dengan pengaplikasian make-up yang benar. Penampilan luar, bagaimana pun, menjadi penilaian awal. Setidaknya, dengan make-up karyawan terlihat lebih segar. Begitu pun saat presentasi pekerjaan. Make-up menunjang penampilan dan kepercayaan diri saat presentasi.
 
 

Karyawan juga Harus Punya Mental "Entrepreneur"

Apa yang pertama kali terlintas di benak Anda saat mendengar istilah “mentalitas entrepreneur”? Banyak orang langsung mengartikannya sebagai mentalitas pedagang yang berorientasi meraup sebanyak-banyaknya untung, dan tujuannya “UUD” alias “ujung-ujungnya duit”.
Dengan pengertian ini, banyak orang yang secara halus ataupun terang-terangan menolak untuk mengembangkan mentalitas entrepreneur. Ada yang merasa tidak berbakat, ada pula yang menilai mentalitas ini tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ia pegang karena ia lebih mengunggulkan nilai-nilai lain ketimbang berfokus pada upaya untuk mencari uang saja. Sebagian orang beranggapan bahwa entrepreneur atau wirausaha adalah sebuah profesi atau alternatif profesi, ketika misalnya ia sudah pensiun. Dengan pandangan yang sempit mengenai kewirausahaan, tak heran bila kita melihat banyak orang yang banting setir menjadi wirausahawan malahan tidak berhasil.

Istri teman saya, yang suaminya bekerja sebagai pegawai negeri, mempunyai sebuah kebiasaan positif. Setiap menempati pos baru, ia mengajak suaminya bersilaturahmi ke tetangga baru dan para pejabat di kota itu. Setelah berkeliling selama satu minggu, sang istri biasanya sudah akan mengantongi beberapa murid yang berminat belajar bahasa Inggris dan belajar merangkai bunga di rumahnya. Sang istri yang berprofesi sebagai guru les ini, selain happy, nyatanya juga berpenghasilan lebih dari gaji suami sehingga keluarga hidup nyaman dan tidak berkekurangan.
Kita lihat bahwa nafas berwirausaha tidak sebatas ada pada para pedagang atau pengusaha. Seorang ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai guru les saja bisa mempunyai semangat berwirausaha dan tidak pernah kehilangan kesempatan. Mentalitas wirausaha ini sebetulnya ditandai dari adanya semangat berprestasi dan kejelian menangkap serta menciptakan peluang untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Apakah semangat entrepreneur yang demikian ampuh ini tidak perlu dikembangkan dalam diri para karyawan dan pekerja kantoran?

Dalam keadaan ekonomi di mana kemapanan sudah tidak ada lagi, kita memang selalu akan dituntut untuk melakukan perbaikan. Perbaikan selalu bermuara pada kebutuhan pasar dan juga inovasi produk yang menjawab kebutuhan tersebut. Seorang pemilik perusahaan atau CEO memang dituntut untuk berpikir kreatif, melihat jalan keluar, dan menemukan produk-produk baru. Namun, bila perusahaan dipenuhi karyawan yang menjauhi mentalitas entrepreneur, siapa yang akan mengusung misinya dan mengimplementasikan ide-ide si pucuk pimpinan? Apakah perusahaan bisa survive bila dalam kultur perusahaan tertanam faham bahwa yang perlu berpikir secara wirausaha, hanya individu bagian tertentu saja, atau bahkan cukup si empunya perusahaan dan CEO-nya? Bukankah para karyawan lah yang akan menggerakkan roda perubahan bisnis yang disuarakan oleh para pucuk pimpinan?

Ukuran sukses
Dalam organisasi besar, di mana manajemen kinerja sudah dikembangkan dengan mantap, ukuran sukses kerap dihubungkan dengan pencapaian KPI (key performance indicator). Kita tahu bahwa memastikan pencapaian KPI adalah hal yang sangat penting dan positif, namun kita tentu sadar bahwa perusahaan kita ada di ambang masalah bila banyak karyawan berpuas diri dengan mengatakan: “Pokoknya, KPI kami sudah tercapai.” Kita pasti segera menyadari bahwa mekanisme fleksibilitas, menyusun prioritas, mendahulukan kepentingan pelanggan, mengendus perubahan pasar, dan mengetatkan barisan karena serangan kompetitor tidak bisa dijamin oleh pengukuran-pengukuran ini.

Mengembangkan mentalitas entrepreneur berarti mengajak setiap individu untuk melihat dirinya sebagai profesional sukses, di mana kesuksesan tersebut sambung-menyambung dan terus hidup untuk menyambut tantangan baru. Pengusaha kripik home-industry di kota Bandung, yang bisa meraup keuntungan puluhan juta rupiah per hari, mengungkapkan bahwa mereka mengembangkan pemasaran dari para rekan-rekan dan karyawan yang mereka sebut sebagai “jendral”. Para “jendral” dengan mentalitas entrepreneur yang terus berpikir kreatif inilah yang menghidupkan bisnis dan terus memperluas jaringan. Hal ini bisa dilakukan dengan membangkitkan rasa percaya diri dan memberi tanggung jawab kepada individu sehingga setiap orang bisa merasakan seolah dirinya adalah mesin produksi yang selalu memutar roda giginya dan berkata pada dirinya sendiri: “Saya bisa! Saya bisa!”

Menciptakan sukses
Pengertian sukses sebagai profesional sekarang perlu mengacu pada konsep diri yang lebih dalam. Kita tidak bisa lagi mengembangkan konsep diri sebagai "ambtenar" yang menunggu instruksi dari "pusat" atau "atas". Setiap individu, apapun dan di manapun posisinya, harus sudah menjadi pemain dalam bisnis yang dijalankan perusahaan. Ini berarti kita sendiri yang mesti punya visi mengenai seperti apa kita nantinya di masa datang.
Dengan sasaran pribadi yang jelas, kita otomatis akan lebih siap untuk menguatkan intensitas kerja dan lebih tahan terhadap kesulitan yang menghadang. Paradigma bahwa perusahaan yang bertanggung jawab untuk menyediakan sukses karier, kenaikan pangkat, penambahan fasilitas, sudah usang. Sukses karier hanya bisa dijamin oleh diri sendiri. Semua orang tahu bahwa kesempatan itu sebenarnya ada, bahkan gratis, tetapi harus ditemukan. Inilah salah satu inti dari mentalitas entrepreneur.

Kita juga perlu sadar bahwa kesempatan hanya bisa diraih oleh individu yang sudah punya ancang-ancang. Daud tidak mungkin bisa mengalahkan Goliat, bila ia tidak beribu kali berlatih bermain katapel. Itu sebabnya kerja keras, berlari kencang, bekerja dengan passion sudah harus standby ketika kesempatan datang. Tidak ada yang mengatakan bahwa mengembangkan mentalitas entrepreneur ini hal yang mudah. Namun, sikap mental yang sekadar menunggu sudah jelas tidak mendapatkan tempat lagi di kancah persaingan profesi sekarang ini.

Eileen Rachman & Sylvina Savitri/EXPERD CONSULTANT : kompas[dot]com


Sunday 16 October 2011

Salah Antibiotik Membuat Bayi Sering Sakit

"Dok, saya bingung, bayi saya ini, kok, sering sekali bolak-balik berobat karena penyakit yang sama, flu dan flu dan flu," kata seorang ayah di ruang praktik dokter spesialis anak, yang segera dilanjutkan oleh istrinya, "Iya, Dok. Padahal bayi saya ini sudah diperlakukan sesuai dengan apa yang dokter sarankan, diberi ASI eksklusif, saya makannya sudah 4 sehat 5 sempurna yang dimasak matang, kebersihan kamar dan rumah oke, begitu juga dengan ventilasi udara dan cahaya, sudah sesuai standar kesehatan internasional, deh."
Sebelum si dokter sempat menjawab, si ibu kembali berkata, "Oh, ya, Dok, di rumah saya tidak ada perokok, pendingin udara di kamar dipatok pada suhu 25 derajat celcius, setiap pagi AC dimatikan dan membuka jendela lebar-lebar. Juga tak hanya antibiotik, semua obat yang diberikan dokter selalu dihabiskan seperti apa kata dokter."
Sambil menulis resep, si dokter menanggapi, "Bu-Pak, kita semua ini manusia yang masih sedikit sekali ilmunya. Jadi pertahankan apa yang telah disebutkan Bapak dan Ibu tadi. Sekarang kita coba dulu dengan obat yang ini, mudah-mudahan berhasil."

"Basi!" Mungkin pernyataan ini yang akan keluar dari mulut si bapak dan ibu tadi. Mungkin juga kita akan mengucapkan hal yang sama, jika hal itu-itu saja yang dikemukakan dokter setiap kali kita mempertanyakan kenapa si kecil harus sakit saban minggu.

GARA-GARA ANTIBIOTIK
Menurut Prof. Iwan Darmansjah, MD, SpFK., bayi seharusnya ditakuti oleh penyakit alias jarang sakit. Mengapa? "Karena bayi masih dibentengi imunitas tinggi yang dibawanya dari dalam kandungan, juga diperoleh dari air susu ibunya. Jadi, penyakit sehari-hari seperti flu ­yang ditandai panas, batuk, pilek-, penyakit virus lain, atau bahkan infeksi kuman, seharusnya dapat ditolak bayi dengan baik," papar senior konsultan Pusat Uji Klinik Obat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (PUKO FKUI) ini.
Karenanya, jika bayi hampir saban minggu atau sebulan bisa dua kali bahkan lebih berobat ke dokter, lanjut Iwan, "Tentu akan timbul pertanyaan besar. Apakah ada yang salah dari lingkungan, apakah ada yang salah pada tubuh si bayi, ataukah dokter yang salah mendiagnosa."
Iwan berpendapat, jika bayi berobat ke dokter karena flu hanya sesekali dalam kurun waktu 6-12 bulan, masih terbilang wajar. Tetapi kalau sudah setiap 2-3 minggu sekali harus pergi berobat ke dokter, maka tak bisa dikatakan wajar lagi. "Kondisi ini bisa terjadi ­jika tak ada faktor penyulit serta sudah menghindari faktor pencetusnya-, kemungkinan besar karena si bayi selalu mengonsumsi antibiotik yang diresepkan dokter setiap dia sakit," ungkapnya.
Padahal, tidak semua penyakit yang dialami bayi, apalagi flu, harus diobati dengan antibiotik. Sekalipun antibiotiknya itu dalam dosis, takaran, atau ukuran yang sudah disesuaikan dengan usia, berat dan tinggi badan si bayi.

FATAL AKIBATNYA
Penting diketahui, antibiotik baru ampuh dan berkhasiat jika berhadapan dengan bakteri atau kuman. Antibiotik tak akan mampu membunuh virus juga parasit. "Nah, kejadian demam karena flu itu, kan, sekitar 90%, bahkan 95% disebabkan oleh virus. Jadi, salah kaprah sekali jika bayi flu harus minum antibiotik karena tak akan menyelesaikan masalah, apalagi menyembuhkan penyakit si bayi," bilang Iwan.
Kesalahkaprahan pemberian antibiotik ini akan ditebus mahal oleh bayi, yakni menurunkan imunitas tubuh si bayi. Makanya tak heran jika bayi yang setiap sakit demam selalu minum antibiotik, tidak akan lebih dari satu bulan pasti sakit kembali.
Lebih jauh lagi, antibiotik tak memperlihatkan efektivitasnya langsung terhadap tubuh manusia seperti obat lain, tetapi melalui kemampuannya untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman. Nah, kalau tidak ada kuman jahat untuk dibunuh ia justru membunuh kuman yang baik, dan ini merupakan efek sampingnya. Selain itu antibiotik bisa menimbulkan resistensi kuman dan mengurangi imunitas anak terhadap virus dan kuman.
Meski resistensi kuman merupakan fenomena yang logis alamiah, tapi menurut Iwan, pemakaian antibiotik yang berlebihan dan tidak rasional bisa mempercepat resistensi kuman pada tubuh pasien.
Reaksi lain yang bisa dilihat karena pemberian antibiotik adalah timbul demam, reaksi alergi, syok, hingga yang terparah yaitu kematian, karena si bayi tak tahan terhadap antibiotik yang dikonsumsinya. "Jangankan bayi, orang dewasa saja bisa meninggal jika dia tidak tahan antibiotik yang diminumnya," tambah Iwan.

PENGGUNAANNYA HARUS TEPAT
Lain ceritanya, lanjut Iwan, jika bayi terkena penyakit yang disebabkan kuman atau bakteri. Sekalipun tidak wajib, bayi boleh saja menjalani terapi antibiotik untuk kesembuhannya. "Tentu harus dengan antibiotik yang sesuai untuk penyakit yang dideritanya." Jadi, antibiotik yang diberikan harus tepat dengan jenis mikroorganisme penyebab penyakit. Kalau tidak, maka penyakit tak akan sembuh.
Sebagai contoh, seperti dipaparkan Iwan, untuk mengobati bisul bisa digunakan Dicloxacillin, Flucloxacillin atau Eritromisin, Spiramisin, Roxithromisin, dan sejenisnya. Untuk mengobati radang paru-paru dapat digunakan antibiotik Penicillin G (injection ) dan seturunan Eritromisin di atas. "Tetapi bayi dan anak tak boleh mengonsumsi antibiotik Moxifloxacin untuk mengobati radang paru-parunya, kecuali orang dewasa." Sedangkan untuk mengobati tifus bisa menggunakan Kloramfenicol atau Ciprofloxacin. Khusus untuk bayi dan anak, jika tak tahan Kloramfenicol, maka dapat diberikan Ciprofloxacin.
Selain itu, pemberian antibiotik juga harus tepat dosisnya, tak boleh lebih ataupun kurang. Untuk ukuran dosis, tiap bayi berbeda-beda, tergantung seberapa parah penyakitnya, riwayat kesehatannya, hingga berat dan panjang badan si bayi. Terakhir, harus tepat pula kapan antibiotik itu diminumkan pada si bayi, berapa jam sekali, biasanya sebelum makan, dan boleh dicampur obat lain atau tidak. Yang perlu diperhatikan, penggunaan antibiotik tak melulu dengan cara diminum (per oral), tetapi ada pula yang lewat jalur injeksi.
Karena itu, jangan sekali-kali memberi antibiotik sendiri tanpa sepengetahuan dan resep dari dokter. "Ingat itu berbahaya dan percuma, karena hanya dokter yang tahu antibiotik A adalah untuk mengobati kuman yang peka terhadap A," tandas Iwan.
Hal penting lainnya, antibiotik harus dikonsumsi hingga habis supaya mikroorganisme yang menjadi sasaran antibiotik dapat dimusnahkan secara tuntas. Bila tak dihabiskan, kemungkinannya mikroorganisme tersebut akan menjadi kebal terhadap pemberian antibiotik sehingga penyakit tidak sembuh tuntas.

MENGGANGGU FUNGSI GINJAL
Penggunaan antibiotik yang tak perlu, ujar Dr. rer. nat. Budiawan dari Pusat Kajian Risiko dan Keselamatan Lingkungan (PUSKA RKL) Universitas Indonesia, bisa menyebabkan timbulnya kekebalan mikroorganisme terhadap antibiotik yang diberikan tersebut. Sehingga, jika timbul penyakit akibat mikroorganisme yang sudah kebal tersebut, pemberian antibiotik biasa tak akan mampu menyembuhkan penyakit tersebut sehingga harus dicari antibiotik yang lebih ampuh.
Selain itu, mengonsumsi antibiotik yang tidak tepat bisa membunuh bakteri yang justru diperlukan tubuh, dan bisa terjadi gangguan sistem biokimia dalam tubuh. Efek lainya, bisa mengganggu sistem ekskresi tubuh, "Dalam hal ini gangguan terhadap fungsi ginjal, mengingat bahan aktif utama senyawa antibiotik tertentu bersifat nefrotoksik atau racun bagi fungsi sistem ginjal."

KENAPA DOKTER "MENGOBRAL" ANTIBIOTIK?
Sekalipun dampaknya sudah jelas merugikan pasien, namun tetap saja masih banyak dokter meresepkan antibiotik padahal jelas-jelas penyakit yang diderita si bayi bukan lantaran kuman. Menurut Iwan, hal ini dikarenakan perasaan tidak secure seorang dokter dalam mengobati pasiennya.
Walau begitu, Iwan tetap tak setuju. "Kalau boleh terus terang, hingga sekarang saya juga bingung dan tak bisa mengerti, kenapa banyak sekali dokter yang berbuat sebodoh itu, pada anak-anak lagi," katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Bohong besar, tambah Iwan, jika dokter mengatakan kepada pasienya, penyakit flu atau pilek yang dideritanya akan bertambah parah jika tak diobati dengan antibiotik. Karena itu, sebagai pasien atau orang tua pasien harus berani dengan tegas menolak, "No antibiotik, jika penyakit yang kita derita bukan karena bakteri." Penolakan seperti ini adalah hak pasien, lo.

APA, SIH, SEBENARNYA ANTIBIOTIK ITU?
Antibiotik dibuat sebagai obat derivat yang berasal dari makhluk hidup atau mikroorganisme, yang dapat mencegah pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain. "Antibiotik diperoleh dari hasil isolasi senyawa kimia tertentu yang berasal dari mikroorganisme seperti jamur, actinomycetes, bakteri. Hasil isolasi tersebut dikembangkan secara sintetik kimia dalam skala industri," kata Budi.
Akan tetapi, tidak semua makhluk hidup dapat dijadikan antibiotik, karena antibiotik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Harus efektif pada konsentrasi rendah.
2. Harus dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh satu atau lebih jenis mikroorganisme.
3. Tidak boleh memiliki efek samping bersifat toksik yang signifikan.
4. Harus efektif melawan patogen.
5. Harus dapat disimpan dalam jangka waktu lama tanpa kehilangan aktivitasnya.
6. Harus dapat dieliminasi dari tubuh secara sempurna setelah pemberian dihentikan.
7. Harus bersifat sangat stabil agar dapat diisolasi dan diproses dalam dosis yang sesuai, sehingga segera dapat diserap tubuh.

sumber : tabloid nova

The Power of Laughter

Semua orang suka banget dengan tertawa. Tiada hari tanpa tertawa. Bahkan ada pepatah yang mengatakan bahwa tertawa adalah obat terbaik. Dalam situasi sedih, sakit bahkan stres sekalipun, tertawa dapat mengembalikan keceriaan hati kita. 




Ilmu terbaik
Hasil penelitian menunjukan, tertawa membantu menolerir ketidaknyamanan psikis dan luka, menurunkan kadar gula dalam darah, memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan energi, dan kardiologis menyarankan tertawa untuk meningkatkan aliran darah dalam arteri.

Manajemen krisis terbaik
Sebagai Ibu, kita tau bahwa mencerahkan mood membantu kita mengatasi situasi yang berat dalam keluarga. Seperti permusuhan dalam bersaudara atau lainnya, tertawa dapat merilekskan badan dan memfokus ulangkan pikiran, serta menyatukan orang. Memiliki rasa humor lebih dari memiliki sense of humor itu sendiri, karena ia adalah skill yang bisa dipelajari oleh anak-anak.

Pilihlah lebih bijak
Saat menggunakan humor, entah untuk mencerahkan mood atau memulihkan jiwa raga anak Anda, sadari subjek dari humor tersebut secara hati-hati. Coba gunakan humor di topik yang berbeda, atau ceritakan lelucon tua. Mulailah bercanda secara pelan-pelan dan berhati-hati, agar tidak menyakiti banyak orang.

Saturday 15 October 2011

Bijaksana Menggunakan Kartu Kredit

Banyak orang menyukai kartu kredit, karena kartu kredit merupakan pilihan pembayaran yang praktis tanpa perlu membawa uang cash. Kartu kredit akan sangat bermanfaat pada saat-saat darurat ketika kita tidak memiliki uang tunai. Misalnya saat harus membayar tagihan rumah sakit.

Meski menggunakan kartu kredit lebih leluasa dan mudah,  namun yang perlu diinget adalah menggunakan kartu kredit sama saja dengan berhutang. Karena kemudahannya dan tidak perlu mengeluarkan uang saat membeli sesuatu, sering membuat kita asyik berbelanja dan pada akhirnya total tagihan kartu kredit membengkak. Sehingga kita harus merencanakan kapan harus menggunakan kartu kredit dan kapan kartu kredit tidak kita gunakan.

Keleluasaan dan berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh kartu kredit dapat kita sikapi dengan bijaksana, antara lain :
1. Jangan memiliki terlalu banyak kartu kredit 
Memiliki banyak kartu kredit akan membebani kita dengan iuran tahunan dan tentu saja akan menggoda kita untuk berbelanja lebih banyak lagi. Maksimal 2 kartu kredit yang kita miliki.
2. Anggarkan dana untuk kartu kredit
Dalam menyusun anggaran belanja, masukkan besarnya dana maksimal yang boleh digunakan oleh kartu kredit.
3. Mencatat pembelian yang menggunakan kartu kredit
Hal ini akan membantu kita untuk mengetahui berapa besar jumlah yang harus sehingga dapat membantu kita juga untuk 'mengerem' pembelanjaan selanjutnya.

4. Usahakan untuk selalu membayar penuh tagihan
Tujuannya adalah agar kita tidak terbebani dengan bunga yang besar. Bila kita sudah memiliki hutang kartu  kredit, prioritaskan dengan sungguh-sungguh untuk segera melunasi hutang kartu kredit kita.

5. Hindari menggunakan kartu kredit untuk menarik tunai
Kartu kredit bisa digunakan untuk menarik uang tunai di ATM, tetapi bunga penarikan tunai seringkali lebih tinggi daripada bunga pembelanjaan.

6. Waspadai penipuan kartu kredit
Modus penipuan kartu kredit semaki bermacam-macam. Oleh karena itu, tetaplah berhati-hati dengan tidak memberikan informasi mengenai kartu kredit kita dan informasi pribadi yang berkaitan dengan kartu kredit. Dan jangan pula meminjamkan kartu kredit kepada orang lain.

Jangan biarkan keungan kita memburuk dengan terlilit hutang kartu kredit dan gunakan kartu kredit secara bijaksana.

info dari Ayahbunda dan kumpulan info 

Tip Agar Tas tidak Mudah Rusak

Tas merupakan bagian penting dalam dunia fashion wanita. Karena tas mumpunyai banyak fungsi dan kegunaan, baik untuk digunakan sehari-hari, pada saat traveling atau bahkan pada saat pesta. Agar tas kesayangan Anda tidak mudah rusak, ikuti tip berikut :

1. Simpan tas dalam kain flanel atau plastik, lalu masukkan dalam ruangan yang kering dan tidak lembap. 

2. Jangan lupa mengisi bagian dalamnya dengan kertas pengisi agar bentuk tas tidak berubah. Anda dapat menggunakan kertas koran atau bungkus kado yang sudah tidak terpakai.

3. Masukkan sekantong silica gel ke dalam tas untuk menjaga kelembapannya. 

4. Keluarkan tas secara berkala, misalnya seminggu sekali, dan angin-anginkan agar tidak berjamur.

5. Jauhkan dari paparan langsung sinar matahari ataupun cahaya lampu agar warnanya tidak pudar.

Jalan Menuju Sukses di Peta Karir

SUKSES menjadi idaman setiap orang, mulai dari pelajar, pekerja kantoran bahkan pengusaha. Tetapi menjadi sukses tidak hanya dengan melakukan kegiatan rutin kita. 
Career map (peta karir) bisa menjadi pembuka jalan untuk mencapai jenjang karir berikutnya. 

Menurut Cherry Riadi L, konsultan karier dari EXPERD, peta karier adalah gambaran atau rencana pengembangan diri yang perlu ditempuh untuk kemajuan karier. Peta karier bisa menjadi alat agar Anda lebih terarah merealisasikan target karier di masa mendatang.

Peta karier membuat perjalanan Anda menuju puncak bisa lebih cepat. Pasalnya, Anda dapat mengukur potensi diri dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan Anda, sehingga pengembangan diri pun menjadi lebih terarah. Anda dapat mengetahui, training dan tambahan keahlian apa yang paling tepat untuk Anda.

Idealnya, peta karier dirancang saat baru menapaki lingkungan kerja. Tapi, menurut Cherry, bukan berarti Anda yang sudah bekerja bertahun-tahun tidak bisa lagi membuat peta karier. Terutama, jika merasa ada yang salah dengan pekerjaan Anda. Misalnya, Anda baru menyadari karier Anda mentok, atau profesi yang digeluti saat ini bukanlah pekerjaan impian Anda.

Ketika Anda merasa karier kurang berkembang, dan memerlukan pengembangan diri yang bisa diperoleh dengan bergabung dalam perusahaan lain, maka tak perlu ragu melakukannya. Jadi, bukan hanya untuk karyawan yang ingin mencapai jenjang berikutnya di bidang sama, peta karier juga berlaku bagi yang ingin pindah ke perusahaan lain atau ‘banting setir’ melakukan alih profesi.

Ketika Anda memutuskan untuk membuat peta karier, yang penting adalah:

1.    Menghilangkan anggapan target harus bersifat ideal, sehingga pada praktiknya justru sulit dicapai karena kurang realistis.

2.    Melakukan evaluasi terhadap kompetensi posisi, dan pekerjaan saat ini. Tuliskan dalam kertas mengenai diri dan posisi Anda. Misalnya, Anda akan menjadi apa di beberapa tahun ke depan, karakteristik jabatan yang cocok, besar gaji, hingga kesempatan promosi.

3.    Selanjutnya, carilah informasi detail yang mendukung rencana peta karier, misalnya dengan banyak bertanya ataupun berdiskusi dengan rekan kerja atau orang yang berkompeten dalam satu posisi tertentu yang tengah Anda idam-idamkan.

4.    Ada kalanya muncul hambatan yang bisa mengubah peta karier Anda. Misalnya, perusahaan sedang dalam krisis keuangan, divisi Anda ditiadakan, atau rencana tertunda karena Anda hamil. Tak perlu kecewa, panik, apalagi sampai hilang semangat. Tetaplah optimistis mewujudkan peta karier yang sudah dirancang sebelumnya. 


sumber : femina[dot]com

Kenapa Gaji Tak Pernah Cukup?

G A J I..Cuma 4 huruf memang. Tapi kenyataannya, yang namanya gaji selalu saja ditunggu-tunggu oleh mereka yang bekerja sebagai karyawan. Dimanapun itu.

Betul. Jika Anda - atau suami Anda - bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan, seringkali Anda selalu menunggu agar tanggal gajian itu datang - kalau bisa - sepuluh hari lebih cepat. Benar kan?


Menariknya, berapa pun gaji yang terima, seringkali kita merasa tidak pernah cukup. Besar sih besar. Itu sebabnya, kadang kita merasa kesal, kenapa sudah capek-cepek kerja sebulan, tetapi gaji tak pernah cukup.
Bapak ibu, tenang. Kalau Anda bingung karena merasa gaji Anda tidak pernah cukup, maka kali ini saya akan memberitahu 5 hal kenapa gaji Anda dirasa tidak pernah cukup. Mau tahu apa saja?

1. Biaya Hidup Tinggi
Salah satu penyebabnya mungkin karena biaya hidup di kota tempat Anda tinggal memang tinggi, dibandingkan kota-kota lain. Sekali lagi, ini cuma kemungkinan saja lho.

2. Gaji Anda Terlalu Kecil
Penyebab kedua adalah gaji yang kecil. Mungkin biaya hidup di kota Anda tak terlalu tinggi, tapi berhubung gaji Anda kecil, jelas Anda merasa gaji tak cukup bukan? Memang ada yang berpendapat, berapa pun gaji Anda, asal bisa dikelola dengan baik, pasti cukup. Betul. Saya setuju, karena saya sendiri juga bilang begitu. Tapi, kalau Anda merasa telah mengelolanya dengan baik, tapi kok gaji Anda tetap saja dirasa enggak pernah cukup selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, maka bisa jadi gaji Anda memang terlalu kecil.

3. Kenaikan Gaji tak Sebanding dengan Kenaikan Biaya Hidup
Penyebab ketiga karena kenaikan gaji Anda setiap tahun tidak seimbang dengan kenaikan Biaya Hidup. Misalnya, gaji di keluarga Anda Rp 1 juta sebulan. Biaya hidup Anda sekeluarha juga Rp 1 juta sebulan. Sementara tahun depan harga-harga naik, sehingga biaya hidup misalnya Rp 1,3 juta sebulan. Semetara gaji Anda "hanya" naik 10 persen, menjadi Rp 1,1 juta. Jelas, kan, gaji Anda tidak cukup.


4. Uang Lebih Enak Dihabiskan daripada Ditabung
Jujur saja, dimana-mana, yang namanya uang lebih enak untuk dihabiskan daripada ditabung. Benar kan? Contohnya, kalau Anda dapat uang Rp 500 rb sekarang, pasti akan lebih enak kalau Anda membelanjakannya daripada disimpan. Bawa saja uang itu ke toko baju atau toko sepatu, pilih-pilih, beli deh.
Tapi, kalau ditabung, enggak enak rasanya. Kenapa? Karena Anda jadi enggak bisa belanja. Itulah kenapa yang namanya uang lebih enak dibelanjakan daripada ditabung. Nah, karena keenakan, membuat orang selalu menghabiskan uang di dompetnya.
Setiap kali Anda pegang uang, selalu habis. Akhirnya, ketika ada kebutuhan, Anda lantas berpikir: "Kok nggak cukup ya gaji saya?" Padahal, itu karena Anda sudah terlanjur keenakan menghabiskan uang, sehingga rasanya gaji Anda seperti tidak cukup. Padahal, mungkin saja gaji Anda sebetulnya cukup, tapi Anda terlalu menghambur-hamburkannya.


5. Karena Keinginan Tidak Ada Batasnya
Anda tahu tidak bedanya kebutuhan dan keinginan? Kebutuhan adalah sesuatu yang Anda beli karena memang Anda butuhkan, entah Anda ingin atau tidak. Sementara keinginan, adalah sesuatu yang Anda beli, walaupun kadang Anda tidak selalu membutuhkannya. Menariknya, kebutuhan seringkali memiliki batas. Sementara keinginan biasanya tidak memiliki batas.
Misalnya, setiap bulan, penghasilan keluarga Anda katakan saja Rp 1 juta. Biaya hidup yang betul-betul Anda butuhkan setiap bulan rata-rata adalah Rp 700 ribu (ada batasnya, ingat?). Sementara, barang-barang yang Anda beli karena Anda memang menginginkannya, rata-rata adalah Rp 300 ribu per bulan. Total Rp 1 juta. Sesuai dengan gaji Anda. Tapi, suatu kali, bisa saja keinginan Anda meningkat, dari yang biasanya Rp 300 ribu per bulan, menjadi Rp 500 ribu per bulan. Otomatis, penghasilan Anda jadi nggak cukup dong.
Menariknya, seringkali justru keinginan inilah yang membuat gaji kita terasa tidak cukup, karena yang namanya keinginan seringkali tidak ada batasnya, sementara kebutuhan, umumnya ada batasnya (dalam contoh diatas tadi, yaitu Rp 700 ribu per bulan). Nah, kalau Anda ingin gaji Anda cukup, sering-seringlah mengendalikan keinginan Anda yang biasanya tidak terbatas itu.
sumber : tabloid nova

Pekerjaan yang Cocok untuk Freelancer

Menjadi wanita karir sekaligus ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Seringkali kita dihadapi oleh pilihan-pilhan yang kadang menjadi dilema tersendiri. Di kantor kita dikejar deadline oleh bos, sementara di rumah pun banyak pekerjaan rumah yang terbengkalai. Akhirnya resign menjadi pilihan sebagian besar wanita karir yang sudah menyandang predikat ibu.
Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti kita tidak bisa mempunyai penghasilan. Kita bisa bekerja dari rumah atau kita juga bisa bekerja sebagai freelancer.



Apapun pilihan kita agar tetap berpenghasilan, hal-hal yg perlu diperhatikan adalah : 

1. Anak Nomor Satu

Pada praktiknya, menjadi ibu sekaligus freelancer  tak semudah membalikkan telapak tangan. “Setiap pekerjaan memang ada stresnya. Yang tidak disadari para ibu muda, pekerjaan ibu rumah tangga itu pekerjaan yang tiada henti. Mutar-mutar  pekerjaannya itu-itu saja, mengurus anak dan suami, belum lagi pekerjaan rumah yang terus-menerus,” ujar Psikolog dan Konsultan Anak FAME, Erin Mutiara, M.Psi.  

Jika tidak siap secara lahir batin, Anda akan mudah terperangkap rasa jenuh dan stres yang sangat tinggi. Tak jarang, anak menjadi pelampiasan kekesalan ibu ketika dihimpit dua pekerjaan. Oleh karenanya, bekerja lepasan sangat bagus bagi para ibu yang ingin melakukan pergantian suasana dengan mengambil pekerjaan freelance atau part time job , apalagi kalau anaknya sudah bisa ditinggal atau dititipkan.

Kelebihan menjadi freelancer  adalah bisa mengatur sendiri kapan waktu yang tepat untuk mengambil pekerjaan. Artinya, waktu bekerja bisa disesuaikan dengan waktu mengurus anak, suami, hingga urusan rumah. Jadi, sambil tetap berkreativitas dan membantu pemasukan keuangan, Anda mempunyai pilihan untuk menjadikan keluarga sebagai prioritas utama.


2. Siapkan Hati

Meski bisa bekerja dari rumah, bukan tak mungkin Anda sering turun ke lapangan. Awalnya, mungkin berat bagi Anda meninggalkan anak bersama orang lain, meskipun mereka adalah orang terdekat (orangtua atau baby sitter ). Oleh karenanya, Anda harus benar-benar mampu membagi hati dan pikiran Anda untuk pekerjaan. Jangan sampai, konsentrasi terpecah.

“Anak memang selalu menjadi masalah bagi ibu-ibu yang start up (memulai, Red.) bekerja lagi. Memang awalnya berat, apalagi kalau anak juga biasa dipegang Mamanya. Tapi, biasanya hanya sebentar, sekitar seminggu.”

Lama-lama, kata Erin, anak juga akan terbiasa dan belajar. Mereka bisa mengerti kalau kedua orangtuanya kini harus pergi bekerja. “Biasanya anak-anak itu, kan, enggak nangis  terus-menerus, hanya 5-10 menit. Setelah itu dia happy-happy  lagi. Ibunya saja yang suka merasa bersalah karena sudah meninggalkan anaknya menangis di rumah.” Intinya, gunakan waktu Anda di kantor seefektif dan semaksimal mungkin untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab Anda pada perusahaan.


3. Sesuai dengan Pendidikan

Pekerjaan apa yang cocok dikerjaan seorang freelancer ? Erin menjawab, apa saja yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman Anda. “Salah satunya psikolog, bisa ikut assessment atau memberi psikotes di suatu tempat yang hanya memakan waktu beberapa jam. Setelah itu mengumpulkan data dan sisanya, seperti mengolah data dan membuat laporan, bisa dikerjakan dari rumah.”

Selain itu, dokter gigi atau dokter umum juga bisa dilakukan seorang freelancer . Para ibu bisa mengambil jam praktik yang fleksibel, misalnya sore hari dan hanya 2-3 jam. Sedangkan untuk yang senang bekerja kantoran, mereka bisa mencari pekerjaan sebagai input  data.Cukup datang ke kantor seminggu sekali, pekerjaan sudah beres. Jika memang tidak bisa diselesaikan di kantor, pekerjaannya bisa dibawa ke rumah dan hasilnya dikirim melalui e-mail  ke atasannya.

Hobi seperti crafting , memasak, fotografi, menata makanan, menulis, hingga menjahit juga bisa dijadikan pekerjaan lepasan, lho. Malah, saat ini pekerjaan lepasan seperti ini banyak dicari oleh perusahaan besar. 


4. Rumah atau Kantor?

Bekerja di rumah atau di kantor, semuanya tergantung dari ketersediaan pekerjaannya. Yang pasti, tidak ada pekerjaan yang tidak menuntut kita untuk ke “suatu tempat” atau “bertemu orang lain”. Bahkan yang berprofesi sebagai entrepreneur  tetap melakukannya.

“Biasanya pekerjaan yang banyak dilakukan di rumah itu online shop . Kalau freelance , kan, bekerja dengan orang lain atau perusahaan, hanya lepas waktu. Tergantung mana yang disukai Si Ibu. Penulis juga bisa. Mereka juga tidak perlu ke kantor.”


5. Buat Keluarga Mengerti

Membuat keluarga (suami dan anak) mengerti dengan keinginan kita bekerja (lagi) sangatlah penting. Hal ini harus dikomunikasikan agar tidak terjadi kesalahpahaman atau masalah di kemudian hari. Yang pasti, gunakan teknik bicara yang berbeda pada suami dan anak, ya. Kepada suami, sebisa mungkin masalah ini dibicarakan sebelum menikah. Lain halnya dengan anak, akan lebih baik jika Si Ibu mempersiapkannya beberapa hari sebelum ia mulai bekerja. Jangan pergi diam-diam dengan alasan takut anak menangis saat ditinggal. Hal itu malah akan membuat anak merasa cemas. Dan, tanyakan kabar anak via telepon di sela-sela pekerjaan. Setelah sampai di rumah, tanyakan kegiatan yang sudah dilakukan anak sehingga anak tak merasa kehilangan perhatian ibunya.

Jika masih menyusui, pintar-pintarlah mengatur stok ASI dalam freezer  untuk anak. Intinya, ibu sekaligus freelancer  harus pintar-pintar me-manage  segala sesuatu. 

Selamat bekerja kembali, Bu!

sumber : tabloid nova

Solusi Tumit Kering dan Pecah-Pecah

Cewe suka banget pake sepatu hak tinggi dengan aneka model. Menurut beberapa orang, sepatu hak tinggi membuat mereka terlihat lebih sexy, apalagi dengan modelnya yang cantik elegan. Tetapi, tidak lagi menjadi sexy jika ketika kita memakai sepatu hak tinggi kita punya masalah dengan kaki. Misalnya kulit kering, tumit pecah-pecah. Pastinya ini bukan pemandangan yang indah bukan?

Ada beberapa resep dari Nastassya Saputra untuk mengembalikan keindahan kulit pada bagian tumit, antara lain :

Masker Pisang -  Pilih pisang yang sudah sangat matang, dan hancurkan sampai membentuk pasta.
-  Cuci kaki kemudian gunakan pasta pada bagian tumit yang kering dan pecah-pecah.
-  Biarkan selama 10-15 menit lalu bilas dengan air hangat.
Hanya dalam satu aplikasi saja kamu akan merasakan bahwa kulit bagian tumit akan menjadi jauh lebih halus dan lembap. Lakukan ritual di atas 2x seminggu untuk khasiat maksimal.
Minyak Zaitun
Selain itu, oleskan olive oil atau minyak zaitun pada bagian kulit kaki yang kering dan pecah-pecah setiap malam sebelum tidur. Ia akan bekerja seperti krim malam yang memberikan nutrisi dan melembapkan selama semalaman.

Tips Untuk Menghindari Kulit Kering & Pecah-Pecah:

1. Beli sepatu yang nyaman dipakai dengan ukuran sesuai. Membeli sepatu dengan ukuran yang tidak tepat memberikan tekanan pada kaki sehingga bisa menyebabkan kulit kaki menjadi kering dan pecah-pecah.

2. Gunakan sandal jepit di dalam rumah untuk menghindari geseran, debu dan kotoran pada kaki.

3. Gunakan pelembap kaki sehabis mencuci kaki sehingga kulit tidak menjadi kering dan terjaga kelembapannya.

4. Lakukan pedikur atau scrub pada bagian kaki secara teratur sehingga bagian kulit kaki yang sudah mati dan menumpuk akan terkikis.
Perhatikan Asupan Makanan dan Minuman

Kulit yang kering dan pecah-pecah merupakan salah satu tanda bahwa tubuh mengalami dehidrasi. Karena itu pastikan bahwa kamu meminum cukup air, setidaknya 8 gelas per hari supaya tubuh memiliki cukup cairan dan kulit kamu akan terjaga kelembapan dan kelembutannya.

Selain itu, kulit kaki kering dan pecah-pecah umumnya dikarenakan oleh kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi, kalsium, dan omega 3 fatty acids. Karena itu konsumsilah ikan yang mengandung minyak ikan, susu, yogurt, telur, nasi merah dan makanan yang banyak mengandung zat-zat tersebut.

Ikuti resep dan tips di atas, dan kamu akan bisa memakai aneka jenis sepatu kesukaan tanpa harus khawatir dengan masalah kulit kaki kering dan pecah-pecah.

sumber : fimela[dot]com


Friday 14 October 2011

Menyiasati agar Anak Suka Makan

Setiap orang tua khususnya Ibu pasti pusing kalo anak udah mulai ga suka makan. Berbagai macam resep masakan udah dicoba tapi anak masih juga melakukan aksi GTM ato Gerakan Tutup Mulut. Hal ini pasti akan berdampak pada berat badan anak dan menjadi PR tersendiri untuk ibu. 
Naaaahh untuk memancing agar anak mau melirik bahkan menyuaki makanan, tidak ada salahnya kita mencoba berkreasi dengan yang namanya Bento.



Bento adalah istilah dalam bahasa Jepang untuk makanan bekal berupa nasi dan lauk pauk dalam kemasan praktis yang bisa dibawa-bawa dan dimakan di tempat lain.
Bentuk-bentuk bekal bento berbeda dengan bekal nasi biasa. Ternyata bento mempunyai aneka macam bentuk tergantung dari kreatifitas dan imajinasi yg membuatnya.


Yang perlu dipesiapkan dalam membuat bento adalah :
1. Semangat dan Niat. Naaaahh ini penting banget neh. Jangan sampe kita udah males duluan buat nyiapin bekal ato makanan buat anak kita.

2. Berbagai cetakan untuk membuat bento. Sekarang udah banyak dijual perlengkapan membuat bento dengan harga yg bervariatif. Jadi ibu-ibu gak perlu bingung karna ga bisa buat aneka bentuk.

3. Tentukan tema dan bahan masakannya. Ga perlu bingung dengan tema, karna kita jg bisa bikin dengan melihat dari mainan anak-anak ataufilm kartun yang biasa ditonton.

4. Selamat mencoba. Semoga dengan aneka bentuk yang kita buat untuk makanan atau bekal, anak kita menjadi lahap makannya^^
foto diambil dari fb nya mba Eva Pitna..tengkyuuu yah mba bwt foto2nya^^

Tuesday 11 October 2011

Gaya dengan Kacamata Bingkai Besar

Apa pun yang berhubungan dengan dunia mode tak lepas dari perubahan tren, termasuk kacamata. Selain membantu penglihatan, kacamata juga menjadi aksesori yang modis.


Tahun ini, misalnya, model kacamata berbingkai besar dan tebal tengah menjadi favorit, baik kacamata yang membantu memperjelas penglihatan maupun sunglasses yang berfungsi untuk pelindung dari sinar matahari. Tren tersebut muncul bersamaan dengan berlangsungnya acara pekan mode di New York, London, Paris, dan Milan.

”Tren kacamata juga dibagi berdasarkan musim, spring/summer dan autumn/winter. Hanya saja, perubahan trennya mungkin tidak terlalu terlihat, seperti tas atau sepatu,” kata Endro Setiawan dari bagian event and promotion Optik Melawai.

Bingkai-bingkai besar yang populer pada tahun 1950-1970-an ini menjadi tren, terutama pada merek-merek yang lekat dengan industri mode, seperti Prada, Bottega Veneta, Marc Jacobs, Alexander McQueen, serta dua merek yang menjadi favorit konsumen di Jakarta, yaitu Gucci dan Dior. Tentu saja dengan detail yang menjadi ciri khas masing-masing.

Bottega Veneta, misalnya. Meski tak mencantumkan nama merek atau logo, Bottega Veneta memiliki ciri khas, yaitu motif anyaman pada batang dan bingkai yang berbentuk kupu-kupu. Motif anyaman menjadi ciri khas produk-produk Bottega Veneta.

Kacamata Marc Jacobs juga tampil dengan bingkai besar, dengan lekukan menyerupai sayap kupu-kupu. Selain itu, ada Balenciaga yang bingkainya berbentuk segi delapan. Sementara desain McQueen memiliki hiasan berupa tengkorak di antara sambungan bingkai dan tangkai kacamata.

Dior, bahkan memiliki kacamata dengan kategori setara haute couture untuk busana, yaitu dengan hiasan berupa kristal di bagian tangkai yang berwarna ungu.

Untuk merek khusus kacamata, seperti Alain Mikli, Coppe & Sid, Oliver People, dan Silhoutte, beberapa di antaranya memilih mengikuti tren yang sedang berlaku. Namun, ada pula yang bertahan dengan ciri khasnya, seperti Silhoutte. Merek ini bertahan dengan model kacamata tanpa bingkai serta lensa yang kecil dan ringan karena batangnya dibuat dari titanium. Kalaupun ada variasi, hanya di bagian batang yang diwarnai.

Seperti busana, bingkai kacamata warna ungu, merah, biru, dan warna lain yang berkesan cerah selalu menjadi tren untuk musim semi/panas. Sementara untuk musim dingin, warna yang dipilih cenderung gelap meski tidak selalu berwarna hitam.

Sejarah
Munculnya kacamata dengan fungsi dan desain seperti yang ada sekarang ternyata punya perjalanan yang cukup panjang. Buku Spectacles & Sunglasses terbitan The Pepin Press mengulas bahwa ilmu tentang optik sudah dikenal orang Mesir, Yunani, dan Roma sejak pertengahan abad pertama.

Filosof Roma yang bernama Seneca menemukan bahwa sebuah obyek terlihat bertambah besar dan jelas ketika dilihat melalui sebuah mangkuk berisi air. Astronom dan ahli fisika Yunani, Ptolemy, serta Abu Ali al-Hasan ibnu al-Haitham—yang dikenal dengan nama Alhazen—dari Irak membuat buku tentang optik.

Teori dari Alhazen, tentang benda yang terlihat lebih besar melalui bola kaca ini, menginspirasi para ilmuwan dari Inggris dan Jerman sehingga muncullah batu pipih untuk membaca yang terbuat dari kristal. Cara menggunakannya, batu ini diletakkan di atas teks untuk mendapatkan huruf yang lebih besar.

Setelah itu, manusia mencari bentuk agar batu kristal sebagai alat baca bisa lebih praktis digunakan. Perkembangan teknologi dari dekade ke dekade akhirnya memunculkan bentuk kacamata, mulai dari lensa yang diberi bingkai, tetapi tanpa tangkai, hingga kacamata bertangkai.

Industri kacamata berkembang pesat tahun 1930-an di Amerika, Italia, Perancis, Jerman, dan Austria. Tahun 1932, Carl Zeiss Company membuat kacamata yang nyaman dipakai dan estetis.

Pada era 1930-an pula, tepatnya tahun 1937, lahir merek yang populer hingga saat ini, yaitu Ray-Ban, di bawah perusahaan Bausch & Lomb. Ray-Ban meluncurkan model 3025 Aviator—model yang sering dipakai Michael Jackson—dan hingga saat ini menjadi model klasik merek tersebut.

Makin banyak produsen, bentuk bingkai pun kian beragam. Pada era 1950-an, muncul bentuk kupu-kupu dan mata kucing, dengan bentuk bingkai lurus di bagian atas dan melengkung di bawah, untuk perempuan.

Untuk laki-laki, model bernama Nylor adalah yang paling populer. Model yang dibuat perusahaan Perancis bernama Nylor ini hanya berbingkai di bagian atas sehingga lensanya terlihat seperti menggantung. Memasuki tahun 1970-an, barulah bingkai besar dan tebal menjadi tren, seperti yang tengah populer lagi saat ini.

sumber : kompas-female

Memilih Tas yang Tepat untuk Perjalanan

Seringkali saat hendak melakukan perjalanan panjang dalam rangka berwisata, kita kebingungan menentukan tas yang akan digunakan. Pemilihan jenis tas sebenarnya akan berpengaruh terhadap kenyamanan selama perjalanan.
Lebih-lebih, pemilihan tas harus sesuai dengan barang yang akan dibawa dalam perjalanan. Berikut ini ada jenis-jenis tas yang memang disesuaikan untuk perjalanan wisata.

Carrier :
Merupakan tas ransel yang cocok untuk perjalanan panjang karena mudah dibawa kemana-mana. Sebelum perjalanan, pilih ukuran carrier sesuai kapasitas barang yang akan dibawa. Misalnya, untuk perjalanan singkat bisa menggunakan carrier kapasitas 30-40 liter.
Namun jika perjalanan cukup panjang dan membutuhkan menginap, ransel ukuran 50 liter dirasa cukup. Dalam memilih carrier usahakan yang sesuai dengan proporsi tubuh dengan tali bahu yang nyaman. Akan lebih baik jika ada bantalan punggung yang memilik rongga udara di antara tas dan punggung untuk memberikan ruang sirkulasi udara.
Untuk mengepak barang-barang dalam carrier harus dengan strategi tertentu, barang yang berat sebisa nungkin ditempatkan di bagian paling atas. Sementara barang yang ringan ditaruh di bagian bawah, hal tersebut dilakukan karena kemampuan pundak untuk menahan berat lebih baik daripada kemampuan pinggang dan punggung.

Daypack :
Daypack adalah jenis ransel dengan kapasitas memuat barang 18-24 liter. Dipakai untuk perjalanan yang tidak membutuhkan waktu lama. Seringkali, daypack juga digunakan sebagai tas pendamping carrier untuk menyimpan barang-barang yang sering diambil saat perjalanan. daypack bisa digunakan untuk membawa botol minum, makanan, travel wallet, atau dokumen perjalanan.
Daypack yang nyaman untuk dibawa saat perjalanan adalah daypack yang ringan bahannya, dengan shoulder strap serta bantalan punggung yang empuk. Jenis tas ini nyaman digunakan kemanapun, bahkan ada beberapa jenis daypack khusus untuk membawa kamera atau laptop sehingga aman meskipun dibawa dalam perjalanan jauh.

Survival kit : 
Merupakan tas kecil yang berisi perlengkapan darurat untuk berjaga-jaga selama perjalanan, sebagai persiapan dasar survival. Biasanya, para petualang membawa survival kit sebagai peralatan dasar.
Biasanya survival kit digunakan untuk menyimpan barang seperti korek api, lilin, jarum dan benang, kail dan senar, kompas, senter kecil, obat-obatan, plester luka, dan sebagainya.


Koper : 
Jenis tas koper memudahkan kita jika perjalanan tidak perlu melewati medan yang berat. Sehingga kita bisa membawa tas tersebut dengan menarik pegangan koper tanpa perlu membebani punggung.
Selain itu saat mengepak barang-barang ke dalam koper akan lebih mudah tertata rapi. Hanya saja, jika medan yang dilalui sulit, membawa koper justru akan merepotkan karena harus menjinjing atau mengangkatnya.